Minggu, 31 Agustus 2014

HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN DAN HAKEKAT ILMU EKONOMI



HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN
Seringkali pengetahuan manusia itu tumpuk-menumpuk, tumpang tindih. Pengetahuan yang dimiliki sering samakinrumit dan berbenturan satu sama lain. Untuk membedakan jenis pengetahuan yang satu  dari pengetahuan-pengetahuan lainnya memang tidak mudah. Khazanah kehidupan manusia yang begitu luas memang memungkinkan menguasai segala pengetahuan. Satu orang menguasai berbagai ilmu pegetahuan mulai dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Tiap pengetahuan tentu ada berbagai ciri khas. Hal ini memungkinkan kita mengenali berbgai pengetahuan yang ada seperti ilmu pengetahuan, seni, dan agama serta meletakkan mereka pada tempatnya masing-masing yang saling memperkaya kehidupan kita. Orang dapat mengenal hakikat, sastra, dan budaya menurut katagori tertentu. Tanpa mengenal kategori atau ciri-ciri tiap pengetahuan dengan benar maka bukan saja kita dapat memanfaatkan kegunaannya secara maksimal namun kadang kita bisa terjerumus.
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pengetahuan masih pada tataran inderawi dan spontanitas, belum ditata melaui metode yang jelas. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaianantara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek. Namun, kadang-kadang kebenaran yang ada dalam pengetahuan masih belum tertata rapi, belum teruji secara metodologis. Orang melihat gunung meletus, itu pengetahuan. Orang merasakan gempa, lalu lari tunggang langgang ke luar rumah, itu pengetahuan. Pengetahuan masih sering bercampur dengan insting.
Ilmu (sains) berasal dari bahasa laatin scientin yang berarti knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin tertentu. Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Meramalkan tidak lain sebuah proses. Meramalkan bisa saja melalui penafsiran. Ilmu sebenarnya juga sebuah pengetahuan, namun telah melalui proses penataan yang sistematis. Ilmu telah memiliki metodologi yang andal. Ilmu dan pengetahuan sering kali dikaitkan, hingga membentuk dunia ilmiah. Gabungan ilmu dan pengetahuan selalu terjadi di raanah penelitian apapun. Ilmu tanpa pengetahuan tentu sulit terjadi. Pengetaahuan yang disertai ilmu, jelas akan lebih esensial.
Ilmu pengetahuan ialah ilmu pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten, dan koheren. Inilah ciri-ciri ilmu pengetahuan, yang membedakan degan pengetahuan biasa. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilih (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis, serta konsisten. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan tentu berkaitan dengan realitas.orang yang mempelajari pengetahuan dan ilmu pengetahuan akan menelususri realitas secara cermat. Hakikat kenyataan atau realiats memang bisa didekati dari sisi ontologi dengan dua macam sudut padang yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Atas dasar pelacakan realitas, pengetahuan dan ilmu pengetahuan semakin kaya. Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis. Realita itu yang menarik perhatian para ilmuan. Tanpa realitas, kita sulit menyebut di dunia ini ada bermacam-macam air, bunga, angin, jamur, dan lain-lain. Realitas pula yang hendak menyadarkan manusia hingga tahu, bahwa ketika orang minum teh, sebenarnya sedang menikmati bunga, air, daun, dan sebagainya. Biarpun hanya minum teh, sebenarnya manusia tengah berfikir ribuan orang yang menghasilkan teh itu. Jadi, ontologi akan menguraikan asal-usul suatu fenomena secara mendasar atas dasar fakta-fakta, data-data, dan metode yang mantap.

SEJARAH EKONOMI
Sejarah ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara fenomena ekonomi berubah dilihat dari sudut pandang historisnya. Analisis dalam sejarah ekonomi dilakukan menggunakan gabungan metode sejarah, metode statistik dan teori ekonomi terapan sampai peristiwa bersejarah. Topik ini meliputi sejarah bisnis, sejarah keuangan dan mencakup bidang sejarah sosial seperti sejarah kependudukan dan sejarah buruh. Sejarah ekonomi kuantitatif (ekonometrik) juga disebut sebagai kliometrik.[1]












HAKEKAT ILMU EKONOMI
Sebagai satu cabang dari ilmu pengetahuan yang luas, ilmu ekonomi tergolong pengetahuan yang relatif baru. Istilah economic baru ada pada abad ke-20, yang sebelum itu ilmu ekonomi hanya dipandang sebagai politik pemerintah khusus dalam hubungannya dengan perpajakan, perdagangan luar negeri, dan lain-lain.
Sebagai ilmu sosial, ilmu ekonomi mendapat julukan The Queen of The Social Sciences. Predikat ini diberikan karena ilmu ekonomi merupakan salah satu diantara ilmu sosial yang pertama kali menggunakan metode kuantitatif di dalam analisa-analisanya, dan bahkan sampai sekarang ilmu ekonomi merupakan ilmu yang paling banyak memakai teknik matematika dan statistik dibanding ilmu sosial lainnya.
Istilah ekonomi lahir di Yunani, berasal dari kata Oikos dan Nomos (Oikos = rumah tangga, Nomos = mengatur), orang-orang Barat menerjemahkan dengan management of household or state (tata laksana rumah tangga atau pemilikan). Jadi pada dasarnya ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mengatur tentang prinsip-prinsip didalam menggunakan pendapatan rumah tangga yang bersangkutan.
Definisi tentang ilmu ekonomi telah banyak dikemukakan oleh para ahli, yang dari semua definisi masing-masing mempunyai satu unsur yang sama yaitu adanya alat-alat pemuas kebutuhan yang langka. Para ahli ekonomi biasanya mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia, secara individu atau bersama-sama, dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang terbatas jumlahnya untuk menghasilkan barang dan jasa yang mereka perlukan.
Definisi lain tentang ilmu ekonomi yang lebih luas dan lengkap dipergunakan oleh Professor Paul Anthony Samuelson, sebagai berikut: Ilmu ekonomi adalah studi mengenai cara-cara manusia dan masyarakat menentukan atau menjatuhkan pilihannya, dengan atau tanpa menggunakan uang untuk menggunakan sumber-sumber produksi yang langka dapat mempunyai penggunaan alternatif, untuk memprodusir berbagai barang serta membagikannya untuk dikonsumsi, baik untuk waktu sekarang maupun yang akan datang, kepada berbagai golongan dan kelompok didalam mayarakat. Ilmu ekonomi itu menganalisis besarnya biaya-biaya serta keuntungan-keuntungan yang terjadi karena adanya perbaikan didalam pola alokasi sumber-sumber.
Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :
a.       Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
b.      Sumber daya tersedia secara terbatas.
c.       Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.

Ada 3 hal penting yang dapat diambil dari definisi ilmu ekonomi yang dikemukakan oleh
Professor Paul Anthony Samuelson tersebut atas:
a.       Bahwa masalah utama (main of central problem) setiap tingkah laku ekonomis, atau masalah utama didalam ilmu ekonomi, adalah masalah pemilihan (problem of choise). Yang dimaksud pemilihan disini adalah pemilihan cara menggunakan sumber-sumber produktif yang mempunyai penggunaan alternatif artinya setiap barang tidak hanya mempunyai satu penggunaan,
b.      Bahwa sumber-sumber produktif itu merupakan barang-barang yang langka (scare), dan
c.       Bahwa didalam setiap masyarakat, produksi dan konsumsi sebenarnya harus selalu ada bersama-sama. Maksudnya harus selalu ada sekelompok dari anggota masyarakat yang membuat barang-barang dan jasa guna dinikmati hasilnya oleh sekelompok anggota masyarakat yang lain.

Profesor Paul Anthony Samuelson, seorang ahli ekonomi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), telah mengumpulkan sekurang-kurangnya enam buah definisi dari berbagai ahli lain. Keenam definisi itu masing-masing adalah sebagai berikut.
a.       Ilmu ekonomi, atau ekonomi politik (political economy), adalah suatu studi tentang kegiatan-kegiatan yang dengan atau tanpa menggunakan uang, mencakup atau melibatkan transaksi-transaksi pertukaran antar manusia
b.      Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan pilihan yang tepat untuk memanfaatkan sumber-sumber produktif (tanah, tenaga kerja, barang-barang modal semisal mesin, dan pengetahuan teknik) yang langka dan terbatas jumlahnya, untuk menghasilkan berbagai barang (misalnya gandum daging, mantel, perahu layar, konser musik, jalan raya, pesawat pembom) serta mendistribusikan (membagikan)nya kepada berbagai anggota masyarakat untuk mereka pakai/konsumsi.
c.       Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka sehari-hari, (untuk) mendapat dan menikmati kehidupan.
d.      Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia bertingkah pekerti untuk mengorganisasi kegiatan-kegiatan konsumsi dan produksinya.
e.       Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan
f.       .Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara-cara memperbaiki masyarakat.


Pembagian Ilmu Ekonomi terdiri dari:
a.       Descriptive Economics (ilmu ekonomi deskriptif). Di sini dikumpulkan semua kenyataan yang penting tentang pokok pembicaraan (topik) yang tertentu, misalnya: sistem pertanian di Bali, atau industri katun di India.
b.      Economic Theory (ilmu ekonomi teori atau teori ekonomi atau analisis ekonomi). Di sini kita memberikan penjelasan yang disederhanakan tentang caranya suatu sistem ekonomi bekerja dan ciri-ciri yang penting dari sistem seperti itu.
c.       Applied Economics (ilmu ekonomi terapan). Di sini kita mencoba mempergunakan rangka dasar umum dan analisis yang diberikan oleh ekonomi teori untuk menerangkan sebab-sebab dan arti pentingnya kejadian-kejadian yang dilaporkan oleh para ahli ekonomi deskriptif.

Sementara itu, masalah perekonomian yang paling pokok meliputi tiga masalah fundamental yang saling terkait, yakni what, how dan for whom yang secara lengkap menunjukkan hubungan yang erat antara produksi dengan konsumsi.
Ilmu ekonomi memiliki beberapa macam alat utama untuk analisis-analisisnya. Alat-alat itu adalah:
1. metode kuantitatif dan metode kualitatif
2. metode induksi dan metode deduksi
3. matematika dan statistika

Selain itu, ilmu ekonomi memiliki banyak manfaat, antara lain:
a. manfaat bagi individu
Faktor-faktor ekonomi banyak sekali pengaruhnya atas keputusan-keputusan yang diambil oleh setiap orang, misalnya saja tentang karier apakah yang sebaiknya dipilih, dimanakah harus hidup dan tinggal dan sebagainya.
Pertimbangan-pertimbangan ekonomis juga sangat berpengaruh pada pembuatan keputusan-keputusan kecil tentang peristiwa kecil yang terjadi, seperti apa yang akan dimakan hari ini, jalan kaki ataukah naik kendaraan untuk pergi ke kantor dan masih banyak lagi keputusan yang akan memuaskan selera manusia serta dapat menolong mencapai tujuan pribadinya.



b. manfaat bagi dunia usaha
      Kebanyakan kegiatan usaha adalah berkenaan dengan pengumpulan informasi ekonomi dan pembuatan ramalan yang didasarkan pada informasi tersebut. Pada umumnya, tujuan seorang usahawan adalah untuk memperoleh laba. Dalam usahanya mencapai tujuan itu, ia harus dapat memastikan tentang pasar apakah yang dihadapinya itu (monopoli, pasar persaingan bebas dan lain-lainnya), apakah ia harus mempertahankan harganya, ataukah harus menaikkan atau bahkan menurunkan, apakah harus menambah atau mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk iklan, apakah harus menambah upah karyawan dan sebagainya.

c. bangsa dan negara
Kemajuan ekonomi telah menopang negara untuk bangkit sebagai negara besar, sedangkan tekanan-tekanan ekonomi juga menjadi sebab merosot serta hancurnya suatu negara. Semua negara bisa menjadikan negara mereka cukup kaya, dan itulah yang menjadi faktor penentu bagi negara.
Melihat hal-hal diatas, jelaslah kini bahwa ilmu ekonomi bukan semata-mata menarik untuk dipelajari, tetapi wajib dipelajari.

















HAKIKAT ILMU
hakikat ilmu tersebut yang telah digolongkan menjadi beberapa bagian, seperti:
Epistimologi (Cara Mendapatkan Pengetahuan)
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya?
Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita
mendapatkan pengetahuan dengan benar?
Apa yang disebut dengan kebenaran itu sendiri?
Apa kriterianya?
Sarana/cara/teknik apa yang membantu kita
dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
Tahapan Ontologi (hakikat Ilmu)
Objek yang telah ditelaah ilmu?
Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut?
Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap
 manusia (seperti berpikir, merasa dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan?
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya?





















Kedua kategori pertanyaan tersebut merupakan landasan-landasan ilmu, yakni kelompok pertama merupakan landasan ontologi, kedua adalah epistemologi dan aksiologi. Berikut penjelasannya.
1.      Memang sifat dasar/ kriteria dari sebuah ilmu adalah sifat dimana seseorang tidak begitu saja percaya pada kebenaran ilmu tersebut. Tidak semua ilmu bisa dipercaya oleh manusia, hal itu sering dialami oleh orang awam sama sekali, atau orang yang sudah lama mengenyam ilmu sebelumnya, apalagi mereka yang sangat fanatik, memegang teguh terhadap sesuatu atau orang yang berfikir konservatif. [Q1]Sebenarnya ilmu itu tidak akan sampai pada level atau tingkatan ‘benar’, karena kebenaran itu sifatnya nisbi, begitupula ilmu, pencapaian kebenaran ilmu paling jauh mungkin hanya ‘mendekati kebenaran’, namun secara personal, ilmu bisa dianggap ‘benar’ jika sesorang sudah mengenal, percaya, mempelajari, membuktikan dan yakin akan ilmu tersebut. [Q2]Adapun proses dan faktor penilaian dalam menentukan kebenaran pada ilmu yang sesuai dengan kriteria diatas  bisa diperoleh dari tiga komponen, yaitu:
a.        Diri sendiri
b.       Keluarga, dan
c.        Lingkungan

Berikut prosesnya:
a)      Kalau ditinjau dari faktor diri sendiri (individu), kebenaran ilmu itu bisa diperoleh (atau) ilmu bisa dikatakan benar jika ada rasa tertarik pribadi dari awal untuk mempelajarinya dan ia juga akan mantap mengatakan ilmu itu ‘benar’ ketika ia sudah menguasainya dengan sempurna.
b)      Kedua dari faktor keluarga, yaitu kepercayaan pada ilmu yang sudah ditanamkan oleh kedua orang tua sejak kecil, dan penanaman ilmu di keluarga ini terbukti sangat mempengaruhi bukan hanya di segi lahirnya saja, tapi dari segi batinnya pun bisa terarah dengan sendirinya karena penanaman ilmu dari orang tua yang sangat intens, bersifat dini dan kontinu, mengingat pola pikir anak yang masih polos dan belum memikirkan hal apapun yang menyangkut ilmu.
c)      Ketiga, adakalanya karena faktor lingkungan sekitar, dimana sebagian besar atau seluruhnya mempercayai ilmu tersebut, dan (atau) salah satu yang mempercayai ilmu tersebut ternyata orang yang mereka percaya, sehingga mereka juga ikut tertarik, bisa dan cepat menyatu dengan alur ilmu tersebut dan akhirnya mereka menyebut dan yakin bahwa ilmu yang dipelajarinya itu “benar”. [Q3]Dan menurut kami, kriteria itu dianggap benar bila berdasarkan faktor-faktor tersebut.
(epistemologi: cara mendapatkan ilmu pengetahuan). [Q4]Dan yang dimaksud ‘benar’  adalah sesuatu yang sudah mencapai kesempurnaan, atau sesuatu yang bernilai positif di mata seseorang. [Q5]Adapun proses pencarian kebenaran sebuah ilmu dalam filsafat itu yaitu:
a.       Lebih dahulu memiliki basic teguh pendirian, mawas diri dan tidak mudah terdoktrin oleh spekulasi orang lain yang tidak sepemikiran, ini sebagai bekal awal untuk ke tahap selanjutnya.
b.      Interest dan kemauan untuk mengkaji dan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan kontinu.
c.       Pembuktian ilmu dengan cara observasi, eksperimen, uji coba dan yang sejenisnya, dan yang terakhir adalah timbulnya keyakinan pada ilmu yang telah dipelajari.

2.      Proses hakikat ilmu:
[QA]. (tahapan ontologi: hakikat ilmu) Objek yang ditelaah ilmu dalam filsafat adalah segala sesuatu yang bisa dirasakan oleh panca indera, yang ada di dalam ruang dan waktu.
[QB]. (tahapan ontologi: hakikat ilmu) Wujud hakikinya berupa sesuatu yang hidup dan sesuatu yang tak hidup. Sesuatu yang hidup yaitu manusia, hewan dan tumbuhan, seperti perempuan dan laki-laki, pohon-pohon dan berbagai macam hewan seperti sapi, kelinci dan lain sebagainya, sedangkan yang tak hidup berupa benda-benda yang mati, artinya sesuatu tidak memiliki sifat dan kriteria sama seperti sesuatu yang hidup berupa bernafas, bersuara, bergerak, tumbuh dan berkembang biak, contohnya seperti batu, kertas, dan lain sebagainya.
[QC]. (tahapan epistemologi: cara mendapatkan ilmu pengetahuan). Objek yang hakiki tadi sangat erat hubungannya dan memang seharusnya dapat dijangkau daya tangkap manusia, karena tanpa sesuatu yang bisa ditangkap panca indera, tentu manusia tidak bisa merasakan, memikirkan, mengembangkan dan membuktikan hasil objek tersebut supaya menjadi sebuah ilmu penengetahuan yang selanjutnya bisa diaplikasikan dan disebarluaskan dalam kehidupan.
[QD]. (tahapan epistemologi: cara mendapatkan ilmu pengetahuan). Dalam perspektif ilmuwan barat, untuk memperoleh ilmu terdapat tiga faham, yaitu: Empirisme (cara memperoleh ilmu melalui pengalaman dan penginderaan), Rasionalisme (cara memperoleh ilmu bersumber dari akal), Fenomenalisme (cara memperoleh ilmu melalui pengalaman yang dihubungkan dengan akal) dan Insionisme (cara memperoleh ilmu melalui institusi sebagai lawan dari pengetahuan yang nisbi yang meliputi sebagian saja yang diberikan oleh analis). Itu semua merupakan proses awal dari masing-masing faham yang pada akhirnya dibutuhkan pembuktian secara ilmiah.
[QE]. (tahapan epistemologi: cara mendapatkan ilmu penegtahuan). Prosedur yang memungkinkan ditimbanya sebuah ilmu (menurut kitab Ta’limul Muta’allim):
a.       Memiliki kecerdasan, walaupun tingkat kecerdasan sesorang berbeda-beda, ini sebagai bekal utama terserapnya ilmu dengan baik.
b.      Memiliki interest, semangat atau kemauan.
c.       Memiliki kesabaran. Karena dalam menuntut ilmu itu memakan waktu yang tidak sebentar, dan seseorang diharapkan mampu untuk menghilangkan rasa jenuh atau bosan dengan bersikap sabar dan berpikiran positif untuk menetralisir kebosanan.
d.      Memiliki budget atau biaya yang memadai.
e.       Perlu waktu, karena dari semua upaya seseorang dalam menimba ilmu agar mendapatkan wawasan luas dan mendapat kebenaran baginya tentu semua itu butuh waktu untuk mendapatkannya, terlebih lagi jika seseorang ingin mendapatkan hasil yang maksimal.

3.      Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang memebahas tentang keberadaan ilmu itu sendiri. Seiring berjalannya waktu, ilmu-ilmu tersebut mulai memisahkan diri dari filsafat karena faktor kemajuan dan perkembangan ilmu yang pesat. Filsafat seakan sudah tidak berguna lagi bagi ilmu, dan ilmu sudah terbukti dapat memecahkan berbagai masalah. Setiap jenis ilmu pasti terdapat filsafatnya, sehingga jumlah ‘varian’ fisafat ilmu itu sama banyaknya sesuai dengan jenis ilmu-ilmu yang ada. Ilmu-ilmu tersebut dapat digolongkan menjadi tiga bagian:
a.        Ilmu deduktif (ilmu-ilmu formal)
b.       Ilmu-ilmu induktif (ilmu-ilmu empiris)
c.        Ilmu-ilmu reduktif (sejarah, dsb. ).
Dalam ilmu ekonomi, kita mengenal dua sistem ekonomi, yaitu:
a.        Ekonomi konvensional
b.       Ekonomi syariah

Ekonomi konvensional adalah sistem ekonomi yang kegiatannya berdasarkan kepada bunga, sedangkan ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang kegiatannya berdasarkan pada hukum islam (bagi hasil).

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa setiap bidang ilmu pasti ada filsafatnya, tak terkecuali dengan ekonomi syariah. Filsafat ilmu dan ekonomi syariah juga memiliki korelasi yang jelas, bahwa filsafat ilmu membahas tentang ekonomi syariah yang hakiki, mulai dari filosofinya, bagaimana kriteria ekonomi syariah, perbedaan ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional, dan sejarah muncul dan berkembangnya ekonomi syariah, sedangkan teori yang lebih mendalam tidak dibahas dalam filsafat ekonomi syariah.

http://nadhivaqudsiy.blogspot.com/2013/06/jawaban-mengenai-hakikat-ilmu-dalam_6.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wavy Tail
divine-music.info
divine-music.info

divine-music.info