BULU
TANGKIS
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Penjaskes
Disusun
oleh :
Nama
:
1. Julia
2. Maysaroh
3. Umam
4. Afni
5. Fajar
6. Kholis
7. Rifki
Kelas
: VIII – A
SMP PGRI
BOJONEGARA
2014
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Permainan
bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia.
Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat
keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di
luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang persaingan. Permainan
bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan
dengan cara satu orang melawan satu, atau dua orang melawan dua orang.
Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola mudah
dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan di dalam
maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh karena itu,
permainan bulutangkis dapat berkembang pesat.
Di
Indonesia, olahraga bulutangkis mengalami perkembangan pesat karena tak lepas
dari kerja keras pelatih, atlet, dan pengurus, dalam pembinaan atlet
bulutangkis.Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang diraih dalam kejuaraan-kejuaraan
yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas Cup, Uber Cup, All
England, Olimpiade, dan sebagainya.
Prestasi
bulutangkis yang diraih bukanlah hal yang cepat dan mudah, semua itu melalui
proses yang panjang, dan membutuhkan waktu yang lama, mulai dari pemasalan,
pembibitan, hingga pembinaan secara terpadu, terarah, dan berkelanjutan. Partisipasi
dari semua pihak, baik dari pemerintah melalui sekolah, maupun dari masyarakat
sangat diperlukan guna pembinaan dan pengembangan olahraga bulutangkis,
misalnya melalui perkumpulan/ klub. Dari keduanya diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi peningkatan dan pengembangan olahraga, termasuk bulutangkis. “Telah
lama disadari bahwa untuk mencapai prestasi puncak perlu adanya latihan yang
dilakukan secara sistematik dan sistemik” (Harsono). Secara sistematik, yaitu
latihan harus dilakukan secara terencana dan terprogram yang didasarkan pada
pelaksanaan yang benar dan teratur. Secara sistemik, yakni berbagai komponen
latihan yang terkait harus dilaksanakan secara terpadu. Melihat banyaknya unsur
latihan yang terkait, maka perlu adanya strategi pendekatan yang tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bulutangkis
Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam
kelompok olahraga permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di
luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran
panjang dan lebar tertentu. Olahraga bulutangkis dimainkan di atas lapangan
yang di batasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu.
Lapangan di bagi dua sama besar dan di pisahkan oleh net yang direnggangkan di
kedua tiang net yang ditanam di pinggir lapangan
Bulutangkis adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah
raket dan shuttlecock yang di pukul melewati sebuah net.permainan ini berlaku
untuk siapa saja pertandingan bentuk tunggal ( single ), juga dengan ganda (
double ), dan dengan ganda campuran ( mixed double ). Permainan dimulai dengan
cara menyajikan bola atau service, yaitu memukul bola dari petak service kanan
ke petak servis kanan lawan, sehingga jalan bola menyilang. Permainan ini
biasanya dimainkan oleh :
a.
Seorang pria melawan seorang pria (tunggal pria atau men’s single)
b.
Seorangwanita melawan seorang wanita(tunggal wanita atau women’s single)
c.
Sepasang pria melawan spesang pria (ganda pria atau men’s double)
d.
Sepasang wanita melawan melawan wanita (ganda putrid atau women’sdouble)
e.
Sepasang pria dan wanita melawan sepasang pria dan wanita (ganda campuran atau
mixed doubles)
Tiap
partai terdiri dari maksimal tiga set ( the best of three games ), yang di
sebut set kesatu, kedua, dan ketiga.
Jika
permainan menang dua set berturut-turut disebut menang dengan langsung (
straight-set ). Sedangkan jika menang dengan satu lawan satu, disebut dengan
menang set panjang ( rubber-set ).
Tiap
set terdiri dari 15 angka, kecuali untuk tunggal wanita hana 11 angka,jika
pemain atau pasangan pemain yang telah mancapai angka-angka tersebut itu
memenangkan set tersebut.
2.2 Bentuk Permainan
Bulutangkis
adalah bentuk permainan yang dilakukan oleh dua orang (dalam permainan tunggal)
atau empat orang (dalam permainan ganda). Menggunakan rangkaian bulu yang
ditata dalam sepotong gabus sebagai bolanya, dan raket sebagai alat pemukulnya,
di atas sebidang lapangan. Inti permainannya adalah memasukkan bola di bidang
lapangan lawan yang dibatasi oleh jaring (net) setinggi 1,55 m dari permukaan
lantai, dengan memukulkan raketnya, atas dasar peraturan tertentu. Partai Ada
lima partai yang biasa dimainkan dalam bulutangkis.
Mereka
adalah:
1.
Tunggal putra
2.
Tunggal putrid
3.
Ganda putra
4.
Ganda putrid
5.
Ganda campuran
Tunggal
putra, ganda putra, ganda putri dan campuran biasanya memakai sistem pemenang
dua set (dari tiga) yang masing-masing diraih dengan mencapai 21 poin. Tunggal
putri biasanya memakai sistem pemenang dua set (dari tiga) yang masing-masing
diraih dengan mencapai 21 poin.
2.3 Sejarah Bulutangkis
Olah
raga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno sekitar 2000
tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa bernama Jianzi
yang melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket. Objek atau misi permainan
ini adalah untuk menjaga bola agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa
menggunakan tangan.
Di
Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini dimainkan oleh anak-anak disebut
dengan Battledores atau Shuttlecocks, raketnya memakai dayung/tongkat
(Battledores). Ini cukup populer di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika
majalah Punch mempublikasikan kartun untuk permainan ini.
Penduduk Britania membawa permainan ini ke Jepang, Tiongkok, dan Siam selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.
Penduduk Britania membawa permainan ini ke Jepang, Tiongkok, dan Siam selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.
Olah
raga kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune,
India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara
bersaingan. Oleh sebab itu kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada
masa itu permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new game” (“Battledore Bulutangkis – sebuah permainan baru”). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new game” (“Battledore Bulutangkis – sebuah permainan baru”). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat
Duke
of Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris. Rencengan peraturan yang pertama
ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulutangkis Inggris
dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama
kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.
Bulutangkis
menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan
Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara
Skandinavia.
Federasi
Bulutangkis Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan membukukan Inggris,
Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan
Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung sebagai afiliat
pada 1936.
Olah
raga ini menjadi olah raga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun
1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali
emas tahun itu. Perkembangan Bulutangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan
dengan perkembangan bangsa Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik,
gerakan kemerdekaan, sampai dengan periode pembangunan masa orde baru dewasa
ini. Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang olahraga ini, serta
pelajar-pelajar Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri, dengan cepat
menjadikan cabang olahraga ini digemari masyarakat.
Pada sekitar tahun 40 – an, cabang ini telah merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru menemukan bentuk organisasinya setelah tiga tahun diselenggarakan PON I di Solo 1948. Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan Bulutangkis Indonesia baru terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung. Kegiatan yang semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu tujuh tahun telah membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan merebut Thomas Cup, lambang supremasi dunia Bulutangkis. Hampir tidak masuk akal menurut pertimbangan ilmiah, bangsa yang baru saja hancur karena perang kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi gemilang di dunia internasional.
Pada sekitar tahun 40 – an, cabang ini telah merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru menemukan bentuk organisasinya setelah tiga tahun diselenggarakan PON I di Solo 1948. Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan Bulutangkis Indonesia baru terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung. Kegiatan yang semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu tujuh tahun telah membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan merebut Thomas Cup, lambang supremasi dunia Bulutangkis. Hampir tidak masuk akal menurut pertimbangan ilmiah, bangsa yang baru saja hancur karena perang kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi gemilang di dunia internasional.
Keberhasilan
ini tidak saja mengejutkan dari arti prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh
yang mantap. Keberhasilan itu sekaligus menarik perhatian pemerintah
masyarakat, sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI tidak lagi bekerja seorang
diri. Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para pemain Indonesia mampu
menunjukkan prestasinya di pelbagai turnamen internasional, seperti All
England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya.
Oleh
karena perkembangannya sudah cukup luas, maka perlu didirikan organisasi yang
akan mengatur kegiatan bulutangkis. Organisasi tersebut diberi nama
“Internasional Badminton Federation” (IBF) pada tanggal 5 Juli 1934. Di
Indonesia sendiri dibentuk organisasi induk tingkat nasional yaitu Persatuan
Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951. Kemudian pada
tahun 1953 Indonesia menjadi anggota IBF.
Dengan
demikian Indonesia berhak untuk mengikuti perandingan-pertandingan
Internasional.
Adapun
pertnadingan-pertandingan Internasional yang penting diantaranya :
·
Kejuaraan All England,
·
Kejuaraan dunia yang resmi (world Badminton
Championship),
·
Kejuaraan Asia (Asia badminton Championship),
·
Kejuaraan bulu tangkis di dalam Asian games, SEA
Games, Commonwealth Games dan sebagainya (beregu dan perorangan),
·
Kejuaraan dunia beregu terdiri :
- untuk golongan
pria disebut Thomas Cup Championship,
- untuk golongan
wanita disebut Uber Cup Championship.
2.4 Cara Bermain
Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi pada kedua sisi
jaring di atas wilayah persegi panjang yang ditandai di lantai. Tujuan
permainan adalah untuk memukul sebuah cock menggunakan raket, melompati jaring
ke wilayah di seputar batasan/aras tertanda sebelum pemain atau pasangan lawan
bisa memukulnya balik. Untuk setiap kali ini berhasil dilakukan oleh regu yang
menyervis, pemain atau pasangan penyervis mencetak skor satu poin. Setelah
memenangi satu poin, pemain yang sama menyervis kembali, dan terus menyervis
sepanjang mereka terus mencetak poin. Apabila regu yang tak menyervis
memenangkan reli ini, tiada poin dicetak oleh mereka tetapi ada pergantian
penyervis. Dalam permainan ganda, seorang penyervis memulai permainan, dan
setelah kalah sebuah reli, servis berpindah ke regu lawan. Dari waktu itu ke
depannya, kedua pemain pada seregu bergantian menyervis sebelum servis kembali
berpindah kepada lawan mereka. Pemain di sisi servis tangan kanan selalu
memulai servis. Wilayah servis Tiap-tiap pemain menetapkan di antara dua
wilayah servis. Ada wilayah servis untuk tunggal, yakni berlebar 5,18 meter dan
panjangnya 13,40 meter. Areal servis untuk ganda berukuran 6,10 meter pada
lebarnya dan 11,88 meter panjangnya. Wilayah servis dibagi dua belahan. Di
tengah-tengah lapangan berdiri jaring/net, yakni 1,55 meter tingginya.
Garis-garis servis pendek berentang 1,98 meter dari jaring. Kotak servis kiri
dan kotak servis kanan dipisahkan oleh garis di tengahnya.
2.5 Partai dalam Bulutangkis
Ada
lima partai yang biasa dimainkan dalam bulu tangkis, yaitu:
1.
Tunggal putra
2.
Tunggal putrid
3.
Ganda putra
4.
Ganda putrid
5.
Ganda campuran
Teknik
Dasar Bulutangkis yaitu :
1.
Pegangan Raket (grip)
Bulutangkis
dikenal sebagai olahraga yang banyak menggunakan pergelangan tangan. Karena
itu, benar tidaknya cara memegang raket akan sangat menentukan kualitas pukulan
seseorang.
Salah
satu teknik dasar bulutangkis yang sangat penting dikuasai secara benar oleh
setiap calon pebulutangkis adalah pegangan raket. Menguasai cara dan teknik
pegangan raket yang betul, merupakan modal penting untuk dapat bermain
bulutangkis dengan baik pula. Oleh karena itu, apabila teknik pegangan raket
salah dari sejak awal, sulit sekali meningkatkan kualitas permainan. Pegangan
raket yang benar adalah dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan semua jenis
pukulan dalam permainan bulutangkis.
Cara
pegangan raket yang benar adalah raket harus dipegang dengan menggunakan
jari-jari tangan (ruas jari tangan) dengan luwes, rileks, namun harus tetap bertenaga
pada saat memukul kok. Hindari memegang raket dengan cara menggunakan telapak
tangan (seperti memegang golok).
Cara
Memegang Raket Pegangan raket ada tiga macam, yaitu:
A.
Pegangan forehand (pegangan dasar)
Pegangan
ini dapat di peroleh dengan cara mendirkan raket yang sisinya tegak dengan
lantai Pegangan ini hampir sama dengan posisi tangan sedang bersalaman.
1. Pegang raket dengan tangan kiri, kepala raket menyamping. Pegang raket dengan cara seperti “jabat tangan”. Bentuk “V” tangan diletakkan pada bagian gagang raket.
1. Pegang raket dengan tangan kiri, kepala raket menyamping. Pegang raket dengan cara seperti “jabat tangan”. Bentuk “V” tangan diletakkan pada bagian gagang raket.
2.
Tiga jari, yaitu jari tengan, manis dan kelingking menggenggam raket, sedangkan
jari telunjuk agak terpisah.
3.
Letakkan ibu jari diantara tiga jari dan telunjuk.
B.
Pegangan backhand
Pegangan
ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan dari pegangan
forehand. Untuk backhand griop, geser “V” tangan ke arah dalam. Letaknya di
samping dalam. bantalan jempol berada pada pegangan raket yang lebar.
C.
Pegangan pukul kasur/Amerika
Cara
pegangan ini adalah mula-mula raket diletakkan secara mendatar di atas lantai.
Kemudian ambil dan peganglah raket pada pegangannya, sehingga bagian tangan
antar ibu jari dan jaritelunjuk menempel pada bagian permukaan yang lebar. Teknik
Pukulan Teknik pukulan adalah cara-cara melakukan pukulan pada permainan
bulitangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke lapanagn lawan. Terdapat
macam-macam teknik dasar pukulan dalam permainan bulutangkis, yaitu:
1)
Pukulan Servis
Pukulan
servis merupakan pukulan degan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang
lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan permainan.
Macam-macam pukulan servis, yaitu:
a.
Pukulan servis pendek
b.
Pukulan servis panjang
c.
Pukulan servis mendatar d. Pukulan servis cambuk
2)
Pukulan Lob Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis yang
bertujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke
belakang garis lapangan lawan. Pukulan lob dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
a. Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan cara menerbangkan shuttlecock melambung ke arah belakang. b. Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari bawah dengan cara memukul shuttlecock yang berada di bawah badan dan di lambungkan tinggi ke belakang.
a. Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan cara menerbangkan shuttlecock melambung ke arah belakang. b. Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari bawah dengan cara memukul shuttlecock yang berada di bawah badan dan di lambungkan tinggi ke belakang.
Jenis
Pegangan Raket . Pada dasarnya, dikenal beberapa cara pegangan raket. Namun,
hanya dua bentuk pegangan yang sering digunakan dalam praktek, yaitu cara
memegang raket forehand dan backhand. Semua jenis pukulan dalam bulutangkis
dilakukan dengan kedua jenis pegangan ini.
Dua
macam cara memegang raket di atas, pada kenyataannya digunakan secara
bergantian sesuai situasi dan kondisi permainan. Untuk tahap awal para pemula
biasanya diajarkan cara memegang forehand terlebih dahulu, kemudian baru
backhand.
Pada
akhirnya untuk pemain yang sudah terampil akan terlihat pegangan raketnya hanya
satu grip. Ini terjadi karena pergeseran pegangan tangan dari forehand ke
backhand dan sebaliknya hanya sedikit dan terjadi secara otomatis.
Pegangan raket yang benar, dan memanfaatkan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok, dapat meningkatkan mutu pukulan dan mempercepat laju jalannya kok. ini berarti, telah menggunakan tenaga secara lebih efisien namun efektif. ltulah sebabnya, sejak dini peserta latih harus membiasakan memukul kok dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan (tenaga pecut).
Pegangan raket yang benar, dan memanfaatkan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok, dapat meningkatkan mutu pukulan dan mempercepat laju jalannya kok. ini berarti, telah menggunakan tenaga secara lebih efisien namun efektif. ltulah sebabnya, sejak dini peserta latih harus membiasakan memukul kok dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan (tenaga pecut).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa
untuk mengatasi masalah-masalah berkaitan dengan peningkatan dan pencapaian
prestasi keolahragaan nasional, segenap jajaran olahragawan, baik pelatih,
atlet, maupun pengurus organisasi olahraga, harus mengevaluasi cara-cara
melatih. Dalam artian bahwa model latihan yang monoton dilakukan, secara
perlahan-lah, harus diubah sesuai dengan perkembangan dunia olahraga. Salah
satu contohnya adalah dengan cara pendekatan ilmiah. Dengan demikian diharapkan
nantinya banyak bermunculan generasi baru pemain bulutangkis di Indonesia, yang
mampu bersaing dengan para pebulutangkis internasional.
3.2 Saran
Dengan selesainya pembuatan makalah ini, mungkin dalam
makalah ini terdapat kesalahan dan kekhilafan. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik saran yang bersifat membangun. Penulis menyarankan untuk meningkatkan
penguasaan bulutangkis kita harus terus berusaha dan berlatih dengan
bersungguh-sungguh.
Atas saran dan kritiknya penulis mengucapkan terima kasih.
Atas saran dan kritiknya penulis mengucapkan terima kasih.
makasih di tunggu kunjungan baliknya
BalasHapusbiar blognya sama sama rame
http://www.dhanhariz.esy.es/